Mendapat Sahabat dari Sebuah Persahabatan


"Dalam hidup kita harus saling memegang amanah, berlaku benar dan tidak mengelak tanggung jawab."

Dua orang sahabat bak pinang dibelah dua, tak terpisahkan! Mereka berkawan sejak kecil dan saling menaruh percaya. Seorang adalah pedagang, dan seorang lain bendahara kerajaan. Namun, pergolakan politik membuat kerajaan pecah. Disintegrasi membuat kedua sahabat itu terpisah di dua negeri yang berbeda. Setelah dua tahun lewat, si pedagang ingin mengunjungi sahabatnya. Lalu ia pergi ke negeri seberang, tempat sahabatnya menetap.

Ketika si pedagang tengah berjalan-jalan di tengah kota, raja segera diberi tahu, “Raja ada seorang mata-mata lalu-lalang di negeri kita!” Tampak sigap, sang raja memerintahkan menangkap si pedagang. “Hai, kamu mata-mata, apa yang kamu cari di negeriku?” raja mulai mengintrogasi si pedagang. “Hamba hanya pedagang yang ingin mengunjungi seorang sahabat di negeri ini,” jelas si pedagang. Alasan itu diacuhkan dan kecurigaan sang raja jauh lebih berkuasa.

Dalam persidangan yang serba kilat, hukuman mati dijatuhkan! Lalu di pedagang sujud menyembah sang raja, “Perkenankan hamba kembali ke negeri hamba terlebih dahulu. Hamba harus menyerahkan semua investasi hamba kepada anak dan istri, jika tidak, mereka akan terlantar dan hidup dalam kesengsaraan. Setelah itu hamba akan kembali untuk menjalani hukuman mati!” “Gila! Apa aku ini raja bodoh? Mana ada tawanan dilepaskan, dan mau kembali untuk mencari mati?” sahut sang raja. “Ya mulia, hamba punya seorang sahabat di negeri ini, dia belahan jiwa saya. Dia pasti mau menjadi jaminan bagi hamba!” usul si pedagang.

Lalu menghadaplah si bendahara kerajaan kepada raja! “Benarkah terpidana ini karibmu?” tanya raja. “Benar, paduka. Dan hamba bersedia menjadi jaminan baginya. Bagi hamba ini sebuah amanah. Bahagia rasanya melihat sahabat hamba pergi menempuh risiko untuk mencari hamba, dan kini hamba rela menawarkan hidup ini untuknya!” si bendahara mencoba meyakinkan sang raja. “Ingat! Jika dia tidak kembali dalam waktu tiga puluh hari, kepalamu yang aku pancung!” tegas sang raja! Sahabat itu mengangguk setuju. Saat akhir batas waktu yang disepakati, raja menanti si pedagang hingga sore hari.

Si pedagang tak kunjung datang. Segera setelah matahari terbenam raja memerintahkan tawanan segera dipancung! Sementara leher si bendahara sudah di bawah eksekusi pancungan, tiba-tiba seseorang berteriak, “Raja, raja, hamba datang! Jangan pancung sahabat hamba!” Si pedagang menarik tubuh sahabatnya, dan merebahkan dirinya di bawah kapak pancungan! “Sekarang aku telah siap untuk menjalani hukumanku!” katanya seraya menatap tajam sahabatnya, “terima kasih karena engkau mempercayaiku!”

Si bendahara tak ingin bergeser dari pancungan! “Tidak! Aku sudah siap mati untukmu! Engkau telah mengamanahkan kepadaku, dan sesungguhnya jika engkau tak ke negeri ini mencariku, tak akan ada masalah ini, jadi...!” Perdebatan di bawah eksekusi pancungan itu berlangsung sengit, dan membuat raja amat terperangah.

Ia belum pernah melihat persahabatan seperti ini. “Diam, diamlah! Kalian aku bebaskan! Kalian tidak perlu mati. Persahabatan kalian yang mendalam itu adalah permata yang mahal,” seru raja, “dan aku mohon kepada kalian, izinkan aku menjadi sahabat ketiga kalian...” Raja menjadi sahabat ketiga dan mereka belajar sebuah hikmat, bahwa dalam hidup kita harus saling memegang amanah, berlaku benar dan tidak mengelak tanggung jawab, termasuk dalam mengisi persahabatan.

Sumber : Djodiismanto

Menyikapi Ujian dan Tantangan


Secara umun kehidupan tidak akan pernah lepas dari tantangan dan kesulitan. Ujian dan tantangan akan datang silih berganti. Tetapi dibalik setiap ujian dan tantangan tersembunyi kesuksesan dan kebahagiaan besar.


Tantangan akan membuat anda semakin pandai, tabah dan kompeten ketika anda semakin menikmati masalah -masalah yang rumit. Jika takarannya pas dan anda terus menaklukkan tantangan tersebut , anda akan bahagia, anda akan memikirkan tantangan tersebut dan merasa bersemangat. Anda akan tertarik untuk mencoba solusi-solusi baru. Anda senang. Anda Hidup !


Betapa indahnya Allah menciptakan kehidupan ini dengan segala problematikanya. Dia tidak pernah memanjakan mereka dengan sekedar menikmati fasilitas kehidupan ini saja. Allah memberikan kebebasan kepada kita apakah kita akan menjadi orang yang berbahagia ataukah menjadi orang yang sengsara .Untuk dua tujuan itulah , Dia menguji mereka dan memberi banyak tantangan agar mereka kuat dan tegar.


Jangan pernah menghindari tantangan, melompatlah kedalamnya dan taklukkanlah. Nikmatilah permainannya. Jika tantangan yang anda hadapi terlalu besar atau terlalu banyak jangan menyerah. Kegagalan tidak boleh membuat anda lelah. Sebaliknya , atur kembali strategi anda. Temukanlah lebih banyak lagi keteguhan, pengetahuan dan bantuan.


Jangan menciptakan kesuksesan kemudian anda tidur nyenyak didalamnya. Anda memiliki sumber daya, keahlian dan kemampuan untuk menciptakan kemajuan. Ingatlah bahwa Allah menyembunyikan nikmat-Nya yang luar biasa dibalik setiap kesulitan dan tentangan. Sementara setan mengalihkan perhatian anda dari kenikmatan itu dengan menimbulkan rasa khawatir, was-was, takut gagal, minder dan tergesa-gesa dalam diri anda.


Belajarlah dari air bagaimana ia menerima lemparan batu. Ketika batu itu menyentuh permukaannya, ia membentuk lubang kecil dipermukaan air sesuai ukuran batunya. Akan tetapi, beberapa detik kemudian permukaan air akan kembali datar seperti semula. Batu tidak meninggalkan bekas sedikitpun tehadap permukaan air. Justeru masuknya batu kepermukaan air akan menambah tinggi permukaannya.


Lihatlah layang-layang, jika dia tidak menantang angin, dia tidak akan bisa terbang diudara. Dia akan tetap melayang diudara selama masih menantang angin. Jika angin menerpanya lebih keras dia bergerak menggoyang kekiri dan kekanan kemudian naik keatas. Sesekali dia akan berputar kebawah membentuk lingkaran kemudian kembali naik keatas.


Tantangan dan kesulitan yang dihadapi seseorang adalah latihan yang akan memberinya kekuatan dan pengalaman. Seseorang yang tidak pernah menghadapi tantangan dia tidak akan pernah mengalami kemajuan.


Allah SWT menjanjikan kebahagiaan bagi hambanya yang beriman didunia dan akhirat. Akan tetapi Allah memberi syarat untuk meraihnya yaitu Mujahadah ( Usaha). Allah tidak memberikan kebahagiaan secara "Gratis" . Dia hanya memberikannya kepada orang yang "lulus ujian".


“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan (begitu saja), sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad diantara kamu dan tidak mengambil menjadi teman yang setia selain Allah, Rasulnya dan orang-orang yang beriman. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (At-Taubah : 16)”


Mereka yang meraih kebahagian dan kesuksesan didunia dalam "ketaatan" kepada Allah , Allah akan menyediakan nikmat yang lebih membahagiakan diakhirat nanti.


Mereka yang hidup sengsara dalam "ketidaktaatan" kepada Allah , mereka akan memperoleh siksa yang jauh lebih menyengsarakan dari kesengsaraan yang telah mereka derita didunia.


Akhirat adalah masa depan. Setiap orang pasti menginginkan masa depan yang lebih baik dan lebih membahagiakan dari masa sekarang. Hanya orang-orang yang melakukan perbuatan yang bermanfaat bagi dunia dan akhiratnya (bermujahadah) saja yang dapat memperoleh kemajuan dimasa depan. baik dunia maupun akhirat.


Adapun orang-orang yang merasakan kebahagiaan didunia tetapi diakhirat mereka hidup sengsara dan tersiksa, merekalah orang yang mengalami kemunduran dan kerugian.kebahagiaan yang mereka raih didunia hanya fatamorgana, karena tidak membawa kebahagiaan bagi mereka diakhirat.


Kebahagiaan dunia yang sejati adalah bila kebahagiaan itu memberikan manfaat yang lebih baik diakhirat.


Modal yang diperlukan untuk memulai suatu kemajuan adalah kemauan, keberanian dan pengetahuan. Sedangkan kekuatan untuk mempertahankannya adalah kejujuran, komitmen, inovasi dan kesabaran.


Tantangan dan kesulitan bukan untuk ditakuti atau dihindari, tapi harus dihadapi. Tantangan terkadang merupakan suatu yang bisa dinikmati, sehingga ada sebagian orang yang berpikir maju menciptakan tantangan untuk dirinya sendiri.Tantangan itu membuat mereka menjadi pribadi yang kreatif dan inovatif, karena tantangan merupakan stimulus yang memancing kreativitas berfikir dan kemampuan menemukan solusi.


Sumber : Kata-kata Hikmah


Membantu dan bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam :


Menyajikan Informasi Kependidikan yang ada di Sekolah

Suatu sistem informasi didefinisikan sebagai kumpulan komponen-komponen yang menampilkan pelaksanaan pengolahan data yang sistematis dan formal untuk :

1) Keperluan transaksi pengolahan data resmi,
2) Menyajikan informasi bagi pengambilan keputusan, dan
3) Menyajikan laporan, bagi keperluan eksternal.
4) Meningkatkan pengetahuan dan mengurangi ketidakpastian pengguna.
5) Mengurangi keragaman dan memberikan umpan balik.
6) Kesimpulan, argumentasi atau sebagai dasar peramalan dan pengambilan keputusan.

Sistem informasi sebagai suatu pendekatan transaksional data dan yang menangani operasi pengolahan data rutin. Sistem informasi berperan penting dalam menghasilkan nilai output yang diperlukan bagi pengambilan keputusan.

Manfaat.

1. membantu pemilihan rencana yang terbaik dalam mencapai tujuan
2. pengendalian secara keseluruhan
3. mengukur output sistem dan membandingkannya dengan tujuan yang direncanakan, terutama dapat melakukan tindakan yang tepat untuk memperbaiki penyimpangan hasil rencana.
4. Pengambilan keputusan secara mendasar merupakan aktivitas pemecahan masalah. Terdapat empat elemen proses pengambilan keputusan, yaitu: model, kriteria, hambatan, dan optimasi. Beberapa keputusan merupakan aktivitas rutin, beberapa lainnya merupakan pemecahan masalah yang timbul. Proses pengambilan keputusan dapat diambil dalam tiga tingkatan:
strategis, yang merupakan kebijakan dan perencanaan jangka panjang;
taktis, yang merupakan implementasi dari perencanaan; dan
teknis, yang merupakan kegiatan dari hari ke hari.

Sumber : SIM SMPN 9 Cimahi


Membantu dan bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam :


Melaksanakan Penjaminan Mutu Pendidikan di sekolah
1. Menyusun program kerja
2. Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis penjaminan mutu
3. Melaksanakan pengembangan sistem informasi mutu
4. Melaksanakan pengelolaan data dan informasi mutu
5. Melaksanakan pengkajian, pengukuran, dan evaluasi mutu
6. Melaksanakan perancangan model pembelajaran di sekolah
7. Melaksanakan fasilitasi lembaga pendidikan dan pengelolaan sumber daya pendidikan
8. Melaksanakan fasilitasi lembaga pendidikan dalam proses pembelajaran dan evaluasi hasil belajar
9. Melaksanakan fasilitasi peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan lainnya
10. Melaksanakan kerja sama dengan lembaga dan masyarakat dalam penjaminan mutu terkait
11. Melaksanakan penyajian dan penyebarluasan informasi mutu
12. Melaksanakan urusan perencanaan, keuangan, kepegawaian, ketatalaksanaan
13. Melaksanakan penyimpanan dan pemeliharaan dokumen
14. Menyusun laporan


Fungsi :
1. Pengukuran dan evaluasi pelaksanaan pendidikan di sekolah
2. Perancangan model-model pembelajaran di sekolah sesuai dengan kebutuhan
3. Fasilitasi lembaga pendidikan dalam proses pembelajaran dan evaluasi hasil belajar
4. Fasilitasi lembaga pendidikan dalam pengelolaan sumber daya pendidikan
5. Fasilitasi pelaksanaan peningkatan kompetensi dan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan
6. Pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan
7. Pelaksanaan urusan perencanaan, keuangan, kepegawaian, ketatalaksanaan dan kerumahtanggaan sekolah

1. Kepala Sekolah sebagai Pendidik (Educator)

a. Membimbing guru dalam hal menyusun dan melaksanakan program pengajaran, mengevaluasi hasil belajar dan melaksanakan program pengajaran dan remedial.
b. Membimbing karyawan dalam hal menyusun program kerja dan melaksanakan tugas sehari-hari.
c. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstra kurikuler, OSIS dan mengikuti lomba diluar sekolah.
d. Mengembangkan staf melalui pendidikan/latihan, melalui pertemuan, seminar dan diskusi,
menyediakan bahan bacaan, memperhatikan kenaikan pangkat, mengusulkan kenaikan jabatan
melalui seleksi calon Kepala Sekolah.
e. Mengikuti perkembangan iptek melalui pendidikan/latihan, pertemuan, seminar, diskusi dan bahan-bahan.

2. Kepala Sekolah sebagai Manajer (Manager)

a. Mengelola administrasi kegiatan belajar dan bimbingan konseling dengan memiliki data lengkap
administrasi kegiatan belajar mengajar dan kelengkapan administrasi bimbingan konseling.
b. Mengelola administrasi kesiswaan dengan memiliki data administrasi kesiswaan dan kegiatan ekstra kurikuler secara lengkap.
c. Mengelola administrasi ketenagaan dengan memiliki data administrasi tenaga guru, karyawan
(TU/laboran/teknisi/perpustakaan).
d. Mengelola administrasi keuangan, baik administrasi keuangan rutin, OPF maupun BP3.
e. Mengelola administrasi sarana/prasarana baik administrasi gedung/ruang, mebelair, alat
laboratorium, perpustakaan.

3. Kepala Sekolah sebagai Pengelola Administrasi (Administrator)

a. Menyusun program kerja, baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
b. Menyusun organisasi ketenagaan di sekolah, baik Wakasek, Walikelas, Ka TU, Bendahara,
Personalia Pendukung misalnya pembina perpustakaan, pramuka, OSIS, olah raga. Personalia
kegiatan temporer, seperti Panitia Ujian, panitia peri-ngatan hari besar nasional atau keagamaan dan
sebagainya.
c. Menggerakkan staf/guru/karyawan dengan cara memberikan arahan dan mengkoordinasikan
pelaksanaan tugas.
d. Mengoptimalkan sumber daya manusia secara optimal, memanfaatkan sarana/prasarana secara
optimal dan merawat sarana prasarana milik sekolah.


4. Kepala Sekolah sebagai Penyelia (Supervisor)

a. Menyusun program supervisi kelas, kegiatan ekstra kurikuler dan sebagainya.
b. Melaksanakan program supervisi baik supervisi kelas, dadakan, kegiatan ekstra kurikuler dan lain-lain.
c. Memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja guru/karyawan dan untuk pengembangan sekolah.

5. Kepala Sekolah sebagai Pemimpin (Leader)

a. Memiliki kepribadian yang kuat, jujur, percaya diri, bertanggungjawab, berani mengambil resiko dan berjiwa besar.
b. Memahami kondisi anak buah, baik guru, karyawan dan anak didik.
c. Memiliki visi dan memahami misi sekolah yang diemban.
d. Mampu mengambil keputusan baik urusan intern maupun ekstern.
e. Mampu berkomunikasi dengan baik secara lisan maupun tertulis.

6. Kepala Sekolah sebagai Pembaharu (Inovator)

a. Mampu mencari, menemukan dan mengadopsi gagasan baru dari pihak lain.
b. Mampu melakukan pembaharuan di bagian kegiatan belajar mengajar dan bimbingan konseling,
pengadaan dan pembinaan tenaga guru dan karyawan, kegiatan ekstra kurikuler dan mampu
melakukan pembaharuan dalam menggali sumber daya manusia dan masyarakat.

7. Kepala Sekolah sebagai Pendorong (Motivator)

a. Mampu mengatur lingkungan kerja.
b. Mampu mengatur pelaksanaan suasana kerja yang memadai.
c. Mampu menerapkan prinsip memberi penghargaan maupun sanksi hukuman yang sesuai dengan
aturan yang ada.

Membantu dan bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam:

1. Menyusun perencanaan, membuat program kegiatan dan program pelaksanaan
2. Pengorganisasian
3. Pengarahan
4. Ketenagaan
5. Pengkoordinasian
6. Pengawasan
7. Penilaian
8. Identifikasi dan pengumpulan data
9. Mewakili Kepala Sekolah untuk menghadiri rapat khususnya yang berkaitan dengan masalah pendidikan
10. Membuat laporan secara berkala

Membantu dan bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam :

• Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan.
• Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran.
• Mengatur penyusunan program pengajaran (program semester, program satuan pelajaran dan persiapan belajar, penjabaran dan penyesuaian kurikulum.
• Mengatur pelaksanaan kegiatan kurikulum dan ekstrakurikuler.
• Mengatur pelaksanaan program penilaian kriteria kenaikan kelas, kriteria kelulusan, dan laporan kemajuan belajar siswa, serta pembagian raport dan STTB.
• Mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan.
• Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar / Implementasi.
• Mengatur pengembangan MGMP / koordinator mata pelajaran.
• Mengatur mutasi siswa.
• Melaksanakan KTSP / kurikulum SMPN 9 Cimahi dalam PBM di sekolah.
• Mengadakan workshop/raker bagi guru – guru.
• Mengadakan kegiatan Sosialisasi dan pendampingan MGMP sekolah.
• Mengundang Nara sumber bagi peningkatan mutu pelajaran.
• Mengadakan Implementasi pembelajaran.
• Membuat dan melaksanakan program pemantapan.
• Menghimpun dokumen penilaian, remedial, pengayaan guru.
• Menyusun laporan – laporan yang berkaitan dengan kurikulum.
• Mendukung program PTK guru.

Membantu dan bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam:

1. Menyusun program pembinaan kesiswaan (OSIS), meliputi: Kepramukaan, PMR, KIR, UKS, PKS,
Paskibraka, pesantren kilat, NEC
2. Melaksanakan bimbingan, pengarahan dan pengendalian kegiatan kesiswaan/OSIS dalam rangka
menegakkan disiplin dan tata tertib sekolah serta pemilihan pengurus OSIS
3. Membina pengurus OSIS dalam berorganisasi
4. Menyusun jadwal dan pembinaan serta secara berkala dan insidental
5. Membina dan melaksanakan koordinasi 9 K
6. Melaksanakan pemilihan calon siswa berprestasi dan penerima bea siswa
7. Mengadakan pemilihan siswa untuk mewakili sekolah dalam kegiatan di luar sekolah
8. Mengatur mutasi siswa
9. Menyusun dan membuat kepanitiaan Penerimaan Siswa Baru dan pelaksanaan MOS
10. Menyusun dan membuat jadwal kegiatan akhir tahun sekolah
11. Menyelenggarakan cerdas cermat dan olah raga prestasi
12. Membuat laporan kegiatan kesiswaan secara berkala

Membantu dan bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam:

1. Menyusun program pengadaan sarana dan prasarana
2. Mengkoordinasikan penggunaan sarana prasarana
3. Pengelolaan pembiayaan alat-alat pengajaran
4. Mengelola perawatan dan perbaikan sarana prasarana
5. Bertanggung jawab terhadap kelengkapan data sekolah secara
keseluruhan
6. Melaksanakan pembukuan sarana dan prasarana secara rutin
7. Menyusun laporan secara berkala

Membantu dan bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam:

1. Mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan dewan sekolah
2. Membina hubungan antara sekolah dengan wali murid
3. Membina pengembangan antar sekolah dengan lembaga pemerintah, dunia usaha, dan lembaga sosial lainnya
4. Membuat dan menyusun program semua kebutuhan sekolah
5. Koordinasi dengan semua staf untuk kelancaran kegiatan sekolah
6. Menciptakan hubungan yang kondusif diantara warga sekolah
7. Melakukan koordinasi dengan semua staf dan bertanggung jawab untuk mewujudkan 9 K
8. Menyusun program kegiatan bakti sosial, karya wisata, dan pameran hasil pendidikan (gebyar pendidikan)
9. Mewakili Kepala Sekolah apabila berhalangan untuk menghadiri rapat masalah-masalah yang bersifat umum
10. Menyusun laporan secara berkala

Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam kegiatan:

1. Penyusunan program kerja tata usaha sekolah
2. Pengelolaan dan pengarsipan surat-surat masuk dan keluar
3. Pengurusan administrasi sekolah
4. Pembinaan dan pengembangan karir pegawai tata usaha sekolah
5. Penyusunan administrasi sekolah meliputi kesiswaan dan ketenagaan
6. Penyusunan dan penyajian data/statistik sekolah secara keseluruhan
7. Mengkoordinasikan dan melaksanakan 9 K
8. Penyusunan laporan pelaksanaan secara berkala

Membantu dan bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam:

1. Pengelolaan Kelas:

a. Tugas Pokok meliputi:

• Mewakili orang tua dan kepala sekolah dalam lingkungan pendidikan
• Meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
• Membantu pengembangan keterampilan anak didik
• Membantu pengembangan kecerdasan anak didik
• Mempertinggi budi pekerti dan kepribadian anak didik

b. Keadaan Anak Didik

• Mengetahui jumlah anak didik
• Mengetahui jumlah anak didik putra (Pa)
• Mengetahui jumlah anak didik putrid (Pi)
• Mengetahui nama-nama anak didik
• Mengetahui identitas lain dari anak didik
• Mengetahui kehadiran anak didik setiap hari
• Mengetahui masalah-masalah yang dihadapi anak didik (tentang pelajaran,
status social/ekonomi, dan lain-lain).

c. Melakukan Penilaian

• Tingkah laku anak didik sehari-hari di sekolah
• Kerajinan, ketekunan, dan kesantunan
• Kepribadian/tatib
• Dan lain-lain

d. Mengambil Tindakan Bila Dianggap Perlu

• Pemberitahuan, pembinaan,dan pengarahan
• Peringatan secara lisan
• Peringatan khusus yang terkait dengan BP/BK, Kepala Sekolah

e. Langkah Tindak Lanjut

• Memperhatikan buku nilai rapor anak didik
• Memperhatikan keberhasilan/kenaikan anak didik
• Memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan anak didik
• Memperhatikan dan membina suasana kekeluargaan

2. Penyelenggaraan Administrasi Kelas meliputi:

a. Denah tempat duduk anak didik
b. Papan absensi anak didik
c. Daftar Pelajaran
d. Daftar Piket
e. Buku Absensi
f. Buku Jurnal kelas
g. Tata tertib kelas

3. Penyusunan dan pembuatan statistic bulanan anak didik
4. Pengisian DKN dan Daftar Kelas
5. Pembuatan catatan khusus tentang anak didik
6. Pencatatan mutasi anak didik
7. Pengisian buku laporan penilaian hasil belajar
8. Pembagian buku laporan penilaian hasil belajar

Membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan:

1. Penyusunan dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling
2. Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah-masalah yang dihadapi anak
didik tentang kesulitan belajar
3. Memberikan layanan dan bimbingan kepada anak didik agar lebih berprestasi dalam kegiatan
belajar
4. Memberikan saran dan pertimbangan kepada anak didik dalam memperoleh gambaran tentang
lanjutan pendidikan dan lapangan pekerjaan yang sesuai
5. Mengadakan penilaian pelaksanaan bimbingan dan konseling
6. Menyusun statistic hasil penilaian bimbingan dan konseling
7. Melaksanakan kegiatan analisis hasil evaluasi belajar
8. Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut bimbingan dan konseling
9. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan koseling

Membantu Kepala sekolah dalam kegiatan:

1. Perencanaan pengadaan buku/bahan pustaka/media elektronika
2. Pelayanan perpustakaan
3. Perencanaan pengembangan perpustakaan
4. Pemeliharaan dan perbaikan buku-buku/bahan pustaka/media elektronika
5. Inventarisasi dan pengadministrasian
6. Penyimpanan buku/bahan pustaka, dan media elektronika
7. Menyusun tata tertib perpustakaan
8. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan perpustakaan secara berkala

Membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan:

1. Perencanaan pengadaan alat dan bahan laboratorium
2. Menyusun jadwal dan tata tertib penggunaan laboratorium
3. Mengatur penyimpanan, pemeliharaan, dan perbaikan alat-alat laboratorium
4. Membuat dan menyusun daftar alat-alat laboratorium
5. Inventarisasi dan pengadministrasian alat-alat laboratorium
6. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan laboratorium secara berkala

Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam melaksanakan KBM, meliputi:

1. Membuat kelengkapan mengajar dengan baik dan lengkap
2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
3. Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar, ulangan harian, ulangan umum, dan ujian akhir
4. Melaksanakan analisis hasil ulangan harian
5. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan
6. Mengisi daftar nilai anak didik
7. Melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan pengetahuan), kepada guru lain dalam
proses pembelajaran
8. Membuat alat pelajaran/alat peraga
9. Menumbuh kembangkan sikap menghargai karya seni
10. Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum
11. Melaksanakan tugas tertentu di sekolah
12. Mengadakan pengembangan program pembelajaran
13. Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar anak didik
14. Mengisi dan meneliti daftar hadir sebelum memulai pelajaran
15. Mengatur kebersihan ruang kelas dan sekitarnya
16. Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan pangkat

1. Meningkatkan pelaksanaan 9 K (keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan, kerindangan, kesehatan, keteladanan, dan keterbukaan)
2. Mengadakan pendataan dan mengisi buku piket
3. Menertibkan kelas-kelas yang kosong dengan jalan menginval
4. Pada jam ke 2 harus berusaha menghubungi orang tua siswa yang tidak masuk tanpa keterangan melalui telepon, atau mengunjungi ke rumah bagi yang tidak memiliki telepon
5. Mencatat: guru dan siswa yang terlambat, guru dan siswa yang pulang sebelum waktunya, kelas yang pulang sebelum waktunya, kejadian-kejadian penting dan berusaha untuk menyelesaikannya
6. Mengawasi siswa sewaktu berada diluar kelas karena istirahat, dan keliling kelas sambil mengingatkan siswa untuk beristirahat bagi siswa yang masih berada di dalam kelas
7. Petugas piket harus hadir paling sedikit 15 menit sebelum bel masuk.
8. Melaporkan kasus-kasus yang bersifat khusus kepada wali kelas atau guru pembimbing
9. Mengawasi berlakunya tata tertib sekolah

1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Setia kepada Pancasila, UUD 1945, dan negara
3. Menjunjung tinggi harkat dan martabat peserta didik
4. Berbakti kepada peserta didik dalam membantu mereka mengembangkan diri
5. Bersikap ilmiah dan menjunjung tinggi pengetahuan, ilmu, teknologi, dan seni sebagai wahana dalam pengembangan peserta didik
6. Lebih mengutamakan tugas pokok dan atau tugas negara lainnya daripada tugas sampingan
7. Bertanggung jawab, jujur, berprestasi, dan akuntabel dalam bekerja
8. Dalam bekerja berpegang teguh kepada kebudayaan nasional dan ilmu pendidikan
9. Menjadi teladan dalam berperilaku
10. Berprakarsa
11. Memiliki sifat kepemimpinan
12. Menciptakan suasana belajar atau studi yang kondusif
13. Memelihara keharmonisan pergaulan dan komunikasi serta bekerja sama dengan baik dalam pendidikan
14. Mengadakan kerja sama dengan orang tua siswa dan tokoh-tokoh masyarakat
15. Taat kepada peraturan perundang-undangan dan kedinasan
16. Mengembangkan profesi secara kontinu
17. Secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi profesi

A. Kompetensi Kepribadian

1. Memiliki integritas kepribadian yang kuat sebagai pemimpin :
• Selalu konsisten dalam berfikir, bersikap, berucap, dan berbuat dalam setiap melaksanakan suatu tugas pokok dan fungsi
• Memiliki komitmen/loyalitas/ dedikasi/etos kerja yang tinggi dalam setiap melaksanakan suatu tugas pokok dan fungsi.
• Tegas dalam dalam mengambil sikap dan tindakan sehubungan dengan pelaksanaan suatu tugas pokok dan fungsi.
• Disiplin dalam melaksanakan suatu tugas pokok dan fungsi.

2.Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah:
• Memiliki rasa keingintahuan yang tinggi terhadap kebijakan, teori, praktik baru sehubungan dengan pelaksanaan suatu tugas pokok dan fungsinya.
• Mampu secara mandiri mengembangkan diri sebagai upaya pemenuhan rasa keingintahuannya terhadap kebijakan, teori, praktik baru sehubungan dengan pelaksanaan suatu tugas pokok dan fungsi.

3. Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi:
• Kecenderungan untuk selalu menginformasikan secara tranparan dan proporsional kepada orang lain atas segala rencana, proses pelaksanaan, dan keefektifan, kelebihan dan kekurangan pelaksanaan suatu tugas pokok dan fungsi
• Terbuka atas saran dan kritik yang disampikan oleh atasan, teman sejawat, bawahan, dan pihak lain atas pelaksanaan suatu tugas pokok dan fungsi.

4.Mampu mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah:
• Memiliki stabilitas emosi dalam setiap menghadapi masalah sehubungan dengan suatu tugas pokok dan fungsi
• Teliti, cermat, hati-hati, dan tidak tergesa-gesa dalam melaksanakan suatu tugas pokok dan fungsi
• Tidak mudah putus asa dalam menghadapai segala bentuk kegagalan sehubungan dengan pelaksanaan suatu tugas pokok dan fungsi.

5.Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan:
• Memiliki minat jabatan untuk menjadi kepala sekolah yang efektif
• Memiliki jiwa kepemimpinan yang sesuai dengan kebutuhan sekolah

B. Kompetensi Manajerial

1.Mampu menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkatan perencanaan:
• Menguasai teori perencanaan dan seluruh kebijakan pendidikan nasional sebagai landasan dalam perencanaan sekolah, baik perencanaan strategis, perencanaan orpariosanal, perencanaan tahunan, maupun rencana angaran pendapatan dan belanja sekolah,
• Mampu menyusun rencana strategis (renstra) pengembangan sekolah berlandaskan kepada keseluruhan kebijakan pendidikan nasional, melalui pendekatan, strategi, dan proses penyusunan perencanaan strategis yang memegang teguh prinsip-prinsip penyusunan rencara strategis baik
• Mampu menyusun rencana operasional (Renop) pengembangan sekolah berlandaskan kepada keseluruhan rencana strategis yang telah disusun, melalui pendekatan, strategi, dan proses penyusunan perencanaan renop yang memegang teguh prinsip-prinsip penyusunan rencana operasional yang baik.
• Mampu menyusun rencana tahunan pengembangan sekolah berlandaskan kepada keseluruhan rencana operasional yang telah disusun, melalui pendekatan, strategi, dan proses penyusunan perencanaan tahunan yang memegang teguh prinsip-prinsip penyusunan rencana tahunan yang baik.
• Mampu menyusun rencana anggaran belanja sekolah (RAPBS) berlandaskan kepada keseluruhan rencana tahunan yang telah disusun, melalui pendekatan, strategi, dan proses penyusunan RAPBS yang memegang teguh prinsip-prinsip penyusunan RAPBS yang baik.
• Mampu menyusun perencanaan program kegiatan berlandaskan kepada keseluruhan rencana tahunan dan RAPBS yang telah disusun, melalui pendekatan, strategi, dan proses penyusunan perencanaan program kegiatan yang memegang teguh prinsip-prinsip penyusunan perencanaan program yang baik.
• Mampu menyusun proposal kegiatan melalui pendekatan, strategi, dan proses penyusunan perencanaan program kegiatan yang memegang teguh prinsip-prinsip-prinsip penyusunan proposal yang baik.

2.Mampu mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan:
• Menguasai teori dan seluruh kebijakan pendidikan nasional dalam pengorganisasian kelembagaan sekolah sebagai landasan dalam mengorganisasikan kelembagaan maupun program insidental sekolah.
• Mampu mengembangkan struktur organisasi formal kelembagaan sekolah yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan melalui pendekatan, strategi, dan proses pengorganisasian yang baik.
• Mampu mengembangkan deskripsi tugas pokok dan fungsi setiap unit kerja melalui pendekatan, strategi, dan proses pengorganisasian yang baik.
• Menempatkan personalia yang sesuai dengan kebutuhan
• Mampu mengembangan standar operasional prosedur pelaksanaan tugas pokok dan fungsi setiap unit kerja melalui pendekatan, strategi, dan proses pengorganisasian yang baik
• Mampu melakukan penempatan pendidik dan tenaga kependidikan sesuai dengan prinsip-prinsip tepat kualifikasi, tepat jumlah, dan tepat persebaran.
• Mampu mengembangkan aneka ragam organisasi informal sekolah yang efektif dalam mendukung implementasi pengorganisasian formal sekolah dan sekaligus pemenuhan kebutuhan, minat, dan bakat perseorangan pendidikan dan tenaga kependidikan

3.Mampu memimpin guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal:
• Mampu mengkomunikasikan visi, misi, tujuan, sasaran, dan program strategis sekolah kepada keseluruhan guru dan staf.
• Mampu mengkoordinasikan guru dan staf dalam merelalisasikan keseluruhan rencana untuk mengapai visi, mengemban misi, mengapai tujuan dan sasaran sekolah
• Mampu berkomunikasi, memberikan pengarahan penugasan, dan memotivasi guru dan staf agar melaksanakan tugas pokok dan fungsinya masing-masing sesuai dengan standar operasional prosedur yang telah ditetapkan
• Mampu membangun kerjasama tim (team work) antar-guru, antar- staf, dan antara guru dengan staf dalam memajukan sekolah
• Mampu melengkapi guru dan staf dengan keterampilan-keterampilan profesional agar mereka mampu melihat sendiri apa yang perlu dilakukan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing
• Mampu melengkapi staf dengan ketrampilan-ketrampilan agar mereka mampu melihat sendiri apa yang perlu dan diperbaharui untuk kemajuan sekolahnya
• Mampu memimpin rapat dengan guru-guru, staf, orangtua siswa dan komite sekolah
• Mampu melakukan pengambilan keputusan dengan menggunakan strategi yang tepat
• Mampu menerapkan manajemen konflik

4.Mampu mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal:
• Mampu merencanakan kebutuhan guru dan staf berdasarkan rencana pengembangan sekolah
• Mampu melaksanakan rekrutmen dan seleksi guru dan staf sesuai tingkat kewenangan yang dimiliki oleh sekolah
• Mampu mengelola kegiatan pembinaan dan pengembangan profesional guru dan staf
• Mampu melaksanakan mutasi dan promosi guru dan staf sesuai kewenangan yang dimiliki sekolah
• Mampu mengelola pemberian kesejahteraan kepada guru dan staf sesuai kewenangan dan kemampuan sekolah

5.Mampu mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam rangka pendayagunaan secara optimal:
• Mampu merencanakan kebutuhan fasilitas (bangunan, peralatan, perabot, lahan, infrastruktur) sekolah sesuai dengan rencana pengembangan sekolah
• Mampu mengelola pengadaan fasilitas sesuai dengan peraturan yang berlaku.
• Mampu mengelola pemeliharaan fasilitas baik perawatan preventif maupun perawatan terhadap kerusakan fasilitas sekolah
• Mampu mengelola kegiatan inventaris sarana dan prasarana sekolah sesuai sistem pembukuan yang berlaku.
• Mampu mengelola kegiatan penghapusan barang inventaris sekolah

6.Mampu mengelola hubungan sekolah – masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah:
• Mampu merencanakan kerjasama dengan lembaga pemerintah, swasta dan masyarakat
• Mampu melakukan pendekatan-pendekatan dalam rangka mendapatkan dukukungan dari lembaga pemerintah, swasta dan masyarakat
• Mampu memelihara hubungan kerjasama dengan lembaga pemerintah, swasta dan masyarakat

7. Mampu mengelola kesiswaan, terutama dalam rangka penerimaan siswa baru, penempatan siswa, dan pengembangan kapasitas siswa:
• Mampu mengelola penerimaan siswa baru terutama dalam hal perencanaan dan pelaksanaan penerimaan siswa baru sesuai dengan kebutuhan sekolah
• Mampu mengelola penempatan dan pengelompokan siswa dalam kelas sesuai dengan maksud dan tujuan pengelompokan tersebut.
• Mampu mengelola layanan bimbingan dan konseling dalam membantu penguatan kapasitas belajar siswa
• Mampu menyiapkan layanan yang dapat mengembangkan potensi siswa sesuai dengan kebutuhan, minat, bakat, kreativitas dan kemampuan
• Mampu menetapkan dan melaksanakan tata tertib sekolah dalam memelihara kedisiplinan siswa
• Mampu mengembangkan sistem monitoring terhadap kemajuan belajar siswa
• Mampu mengembangkan sistem penghargaan dan pelaksanaannya kepada siswa yang berprestasi

8.Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional:
• Menguasai seluk beluk tujuan nasional, tujuan pembangunan nasional, dan tujuan pendidikan nasional, regional, dan lokal secara tepat dan kompherensif sehingga memiliki sikap positif akan pentingnya tujuan-tujuan tersebut sebagai arah penyelenggaraan pendidikan dan terampil menjabarkannya menjadi kompetensi lulusan dan kompetensi dasar.
• Memiliki wawasan yang tepat dan komprehensif tentang kedirian peserta didik sebagai manusia yang berkarakter, berharkat, dan bermartabat, dan mampu mengembangan layanan pendidikan sesuai dengan karakter, harkat, dan martabat manusia.
• Memiliki pemahaman yang komprehensif dan tepat, dan sikap yang benar tentang esensi dan tugas profesional guru sebagai pendidik
• Menguasai seluk beluk kurikulum dan proses pengembangan kurikulum nasional sehingga memiliki sikap positif terhadap kebaradaan kurikulum nasional yang selalu mengalami pembaharuan, serta terampil dalam menjabarkannya menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan
• Mampu mengembangkan rencana dan program pembelajaran sesuai dengan kompetensi lulusan yang diharapkan
• Menguasai metode pembelajaran efektif yang dapat mengembangkan kecerdasan intelektual, spritual, dan emosional sesuai dengan materi pembelajaran
• Mampu mengelola kegiatan pengembangan sumber dan alat pembelajaran di sekolah dalam mendukung pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan
• Menguasai teknik-teknik penilaian hasil belajar dan menerapkannya dalam pembelajaran
• Mampu menyusun program pendidikan per tahun dan per semester
• Mampu mengelola penyusunan jadwa pelajaran per semester
• Mampu melaksanakan monitoring dan evaluasi program pembelajaran dan melaporkan hasil-hasilnya kepada stakeholders sekolah.

9. Mampu mengelola keuangan sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien:
• Mampu merencanakan kebutuhan keuangan sekolah sesuai dengan rencana pengembangan sekolah, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang.
• Mampu mengupayakan sumber-sumber keuangan terutama yang bersumber dari luar sekolah dan dari unit usaha sekolah.
• Mampu mengkoordinasikan pembelanjaan keuangan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan berdasarkan asas prioritas dan efisiensi
• Mampu mengkoordinasikan kegiatan pelaporan keuangan sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku

10.Mampu mengelola ketatausahaan sekolah dalam mendukung kegiatan-kegiatan sekolah:
• Mampu mengelola administrasi surat masuk dan surat keluar sesuai dengan pedoman persuratan yang berlaku
• Mampu mengelola administrasi sekolah yang meliputi administrasi akademik, kesiswaan, sarana/prasarana, keuangan, dan hubungan sekolah-masyarakat
• Mampu mengelola administrasi kearsipan sekolah baik arsip dinamis maupun arsip lainnya
• Mampu mengelola administrasi akreditasi sekolah sesuai dengan prinsip-prinsip tersedianya dokumen dan bukti-bukti fisik

11.Mengelola unit layanan khusus sekolah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan kesiswaan di sekolah:
• Mampu mengelola laboratorium sekolah agar dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan pembelajaran siswa
• Mampu mengelola bengkel kerja agar dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan pembelajaran keterampilan siswa
• Mampu mengelola usaha kesehatan sekolah dan layanan sejenis untuk membantu siswa dalam pelayanan kesehatan yang diperlukan
• Mampu mengelola kantin sekolah berdasarkan prinsip kesehatan, gizi, dan keterjangkauan
• Mampu mengelola koperasi sekolah baik sebagai unit usaha maupun sebagai sumber belajar siswa
• Mampu mengelola perpustakaan sekolah dalam menyiapkan sumber belajar yang diperlukan oleh siswa

12.Mampu menerapkan prinsip-prinsip kewirausahaan dalam menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah:
• Mampu bertindak kreatif dan inovatif dalam melaksanakan pekerjaan melalui cara berpikir dan cara bertindak
• Mampu memberdayakan potensi sekolah secara optimal ke dalam berbagai kegiatan-kegiatan produktif yang menguntungkan sekolah
• Mampu menumbuhkan jiwa kewirausahaan (kreatif, inovatif, dan produktif) di kalangan warga sekolah

13.Mampu menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif bagi pembelajaran siswa:
• Mampu menata lingkungan fisik sekolah sehingga menciptakan suasana nyaman, bersih dan indah
• Mampu membentuk suasana dan iklim kerja yang sehat melalui penciptaan hubungan kerja yang harmonis di kalangan warga sekolah
• Mampu menumbuhkan budaya kerja yang efisien, kreatif, inovatif, dan berorientasi pelayanan prima

14.Mampu mengelola sistem informasi sekolah dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan:
• Mampu mengembangkan prosedur dan mekanisme layanan sistem informasi
• Mampu menyusun format data base sekolah sesuai kebutuhan
• Mampu mengkoordinasikan penyusunan data base sekolah baik sesuai kebutuhan pendataan sekolah
• Mampu menerjemahkan data base untuk merencanakan program pengembangan sekolah

15.Terampil dalam memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah:
• Mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam manajemen sekolah
• Mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komukasi dalam pembelajaran, baik sebagai sumber belajar maupun sebagai alat pembelajaran

16.Terampil mengelola kegiatan produksi/jasa dalam mendukung sumber pembiayaan sekolah dan sebagai sumber belajar sisiwa:
• Mampu merencanakan kegiatan produksi/jasa sesuai dengan potensi sekolah
• Mampu membina kegiatan produksi/jasa sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan yang profesional dan akuntabel
• Mampu melaksanakan pengawasan kegiatan produksi/jasa dan menyusun laporan
• Mampu mengembangkan kegiatan produksi/jasa dan pemasarannya

17. Mampu melaksana-kan pengawasan terhadap pelaksana-an kegiatan sekolah sesuai standar pengawasan yang berlaku:
• Memahami peraturan-peraturan pemerintah yang berkaitan dengan standar pengawasan sekolah
• Melakukan pengawasan preventif dan korektif terhadap pelaksanaan kegiatan sekolah

C. Kompetensi Supervisi
1. Mampu melakukan supervisi sesuai prosedur dan teknik-teknik yang tepat:
• Mampu merencanakan supervisi sesuai kebutuhan guru
• Mampu melakukan supervisi bagi guru dengan menggunakan teknik-teknik supervisi yang tepat
• Mampu menindaklanjuti hasil supervisi kepada guru melalui antara lain pengembangan profesional guru, penelitian tindakan kelas, dsb.

2.Mampu melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan program pendidikan sesuai dengan prosedur yang tepat:
• Mampu menyusun standar kinerja program pendidikan yang dapat diukur dan dinilai.
• Mampu melakukan monitoring dan evaluasi kinerja program pendidikan dengan menggunakan teknik yang sesuai
• Mampu menyusun laporan sesuai dengan standar pelaporan monitoring dan evaluasi

D. Kompetensi Sosial
1.Terampil bekerja sama dengan orang lain berdasarkan prinsip yang saling menguntungkan dan memberi manfaat bagi sekolah:
• Mampu bekerja sama dengan atasan bagi pengembangan dan kemajuan sekolah
• Mampu bekerja sama dengan guru, staf/karyawan, komite sekolah, dan orang tua siswa bagi pengembangan dan kemajuan sekolah
• Mampu bekerja sama dengan sekolah lain dan instansi pemerintah terkait dalam rangka pengembangan sekolah
• Mampu bekerja sama dengan dewan pendidikan kota/kabupaten dan stakeholders sekolah lainnya bagi pengembangan sekolah

2. Mampu berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan:
• Mampu berperan aktif dalam kegiatan informal di luar sekolah
• Mampu berperan aktif dalam organisasi sosial kemasyarakatan
• Mampu berperan aktif dalam kegiatan keagamaan, kesenian, olahraga atau kegiatan masyarakat lainnya
• Mampu melibatkan diri dalam pelaksanaan program pemerintah

3. Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain:
• Mampu menggali persoalan dari lingkungan sekolah (berperan sebagai problem finder)
• Mampu dan kreatif menawarkan solusi (sebagai problem solver)
• Mampu melibatkan tokoh agama, masyarakat, & pemerintah dalam memecahkan masalah kelembagaan
• Mampu bersikap obyektif/tidak memihak dalam mengatasi konflik internal sekolah
• Mampu bersikap simpatik/tenggang rasa terhadap orang lain
• Mampu bersikap empatik/sambung rasa terhadap orang lain,
Sumber : Let’s Talk About Education




Dalam rangka mengimplementasikan peningkatan mutu sekolah, maka pihak sekolah harus melakukan evaluasi diri dalam rangka menganalisa kekuatan dan kelemahan mengenai 8 standar yang telah ditetapkan pemerintah. Hal ini dilakukan untuk memberikan penilaian kinerja sekolah secara objektif atas dasar standar nasional dalam konteks indikator pencapaian.

Proses evaluasi diri sekolah merupakan bagian integral dari penjaminan mutu dan peningkatan mutu pendidikan. Proses ini menjadi sangat penting karena dapat membangun rasa memiliki dan tanggung jawab bersama untuk pengembangan sekolah sehingga dapat menyakini bahwa kondisi dan apa yang dilakukannya telah memenuhi kebutuhan siswa sesuai dengan standar nasional. Selain itu pihak sekolah dapat memanfaatkan informasi yang telah didapat dari hasil evaluasi diri untuk perencanaan dan pengembangan sekolah dalam upaya peningkatan mutu berkelanjutan.


Berikut ini adalah pertanyaan yang mendasar dalam melakukan Proses Evaluasi Diri sekolah.

Standar isi
1. Apakah kurikulum sudah sesuai dan relevan (KTSP) ?
2. Bagaimana sekolah menyediakan apa yang dibutuhkan dalam pengembangan pribadi peserta didik ?

Standar Proses
1. Apakah satpel sudah sesuai dan relevan ?
2. Apakah RPP disusun untuk mencapai pembelajaran epektif ?
3. Apakah sumber belajar untuk pembelajaran dapat di akses dan digunakan secara tepat ?
4. Apakah pembelajaran menggunakan prinsip PAKEM/CTL ?
5. Apakah sekolah memenuhi kebutuhan sarana peserta didik ?
6. Bagaimana sekolah mempromosikan dan mempertahankan etos pencapaian prestasi ?

Standar Kompetensi Lulusan
1. Apakah peserta didik dapat mencapai prestasi akademik yang diharapkan ?
2. Apakah peserta didik dapat mengembangkan potensi sebagai anggota masyarakat ?


Standar Penilaian Pendidikan
1. Sistem apakah yang sudah tersedia untuk memberikan penilaian bagi peserta didik, baik dalam bidang akademik maupun non akademik ?
2. Bagaimana penilaian berdampak pada proses belajar ?
3. Apakah orang tua peserta didik terlibat dalam proses belajar anak mereka ?


Standar Sarana dan Prasarana
1. Apakah sarana sekolah sudah memadai ?
2. Apakah sekolah dalam kondisi terpelihara baik ?


Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1. Apakah pemenuhan jumlah guru dan pegawai lain sudah memenuhi ?


Standar Pengelolaan
1. Apakah kinerja pengelolaan berdasarkan kerja tim, dengan visi dan misi yang jelas dan diketahui oleh semua pihak ?
2. Apakah ada tujuan dan rencana untuk perbaikan yang memadai ?
3. Bagaimana dampak rencana pengembangan sekolah terhadap peningkatan hasil belajar ?
4. Bagaimana cara pengumpulan dan penggunaan data yang handal dan valid ?
5. Bagaimana cara mendukung dan memberikan pengembangan profesi bagi para pendidik dan tenaga kependidikan ?
6. Bagaimana cara masyarakat sekitar mengambil bagian dalam kehidupan sekolah ?


Standar Pembiayaan
1. Bagaimana sekolah mengelola keuangan ?
2. Upaya apakah yang telah dilaksanakan di sekolah untuk mendapatkan tambahan dukungan pembiayaan lainya ?
3. Bagaimana sekolah menjamin kesetaraan akses ?

Dalam proses pelaksanaan evaluasi diri sekolah ini, tentunya kepala sekolah dengan dukungan pengawas membentuk tim penilai dan pengembang sekolah yang terdiri dari guru, orang tua, dan komite sekolah. Tim ini dibentuk untuk mencari informasi secara optimal dari berbagai sumber sebagai bukti pencapaian kinerja sekolah. Berdasarkan informasi yang didapat tentunya sekolah mampu mengidentifikasikan peluang bagi peningkatan mutu pendidikan, serta mempelajari ada tidaknya inisiatif bagi perbaikan, serta melakukan penyesuaian seperlunya dalam menyusun rencana bagi pengembangan lebih lanjut.
Secara umum ada tiga hal yang diperoleh sekolah dari kegiatan evaluasi diri sekolah yaitu : mengetahui hal-hal apa yang telah dipandang baik dan yang masih kurang baik pada kinerja sekolah, mengetahui posisi kinerja sekolah, dan mengetahui cara perbaikan dan pengembangan kinerja sekolah dalam upaya peningkatan mutu sekolah ...
Sumber : Dep Dik Nas

Pengorbanan Cinta ... Sejati



Pikiran Karim terngiang pada kenangan beberapa tahun silam. Ketika itu, Karim berdebat. Dengan seorang teman. Perdebatan tentang hakekat cinta sejati. Adakah?

Sebuah pertanyaan klasik. Barangkali pertanyaan ini akan dianggap terlalu idealis. Tapi, kita memang tak bisa berkelit darinya. Pikiran kita pasti akan mengandaikannya.

Karim sempat mengandaikannya. Andaikan cinta sejati betul-betul ada, lantas, kepada siapakah kita menghambakan diri? Kepada istri yang cantik jelita? Kepada suami yang rupawan? Kepada anak-anak? Kepada harta dunia? Atau, kepada pangkat? Waktu itu, Karim belum menemukan jawaban.

Lewat pengembaraan maya dalam berbagai pertemuan dialogis, Karim mendapati seberkas cahaya. Karim temukan harapan. Harapan untuk sebuah jawaban. Sewaktu menelusuri jejak-jejak kehidupan Nabi Ibrahim, pintu hati ini langsung terketuk. Saya tertegun sewaktu baca buku Jerald F. Dirks, Ibrahim Sang Kekasih Tuhan (2007). Rupanya, sejarahnya telah mengajari kita mengenal "cinta sejati."

Di tengah hiruk-pikuk kaumnya di kota Ur, yang memuja-muja Sin (Dewi Bulan), ia tetap tak bergeming. Ibrahim memang sempat mengamati bulan purnama yang elok (Qs. Al-An’am: 76). Malam yang bening membuat bulan terasa angkuh sendirian di langit. Planet Venus (Ishtar) pun diamatinya (Qs. Al-An’am: 77). Ibrahim juga menemukan satu planet cantik yang amat genit ini setiap kali senja menjelang. Matahari begitu mempesona (Qs. Al-An’am: 78). Shamash, Dewa Matahari, sempat membuatnya kagum. Tapi, ia bersikukuh tak akan jatuh cinta kepada mereka. Sebab, bulan itu bisa redup. Bintang juga sirna. Matahari pun tenggelam. Ia tak ingin cintanya redup. Juga tak menghendaki cintanya sirna, apalagi tenggelam.

lain halnya dengan Cinta sejati Ibrahim bukan kepada istrinya, Sarah, yang terkenal cantik lagi jelita. Cintanya juga bukan kepada anak-anaknya, Ismail dan Ishaq. Apalagi cinta terhadap harta bendanya yang konon berlimpah-ruah. Cinta sejatinya hanya kepada Allah (lillah), Dzat yang telah menciptakan dirinya (Al-Khaliq).

Karena cinta, Ibrahim rela diusir oleh kaumnya. Karena cinta, dirinya rela tidak diakui sebagai anak oleh ayahnya. Karena cinta, ia harus rela menerima hukuman dibakar oleh kaumnya. Itu semua hanya untuk mempertahankan cinta sejatinya—hanya cita kepada Allah.

Seberapa besar kadar cinta seseorang, hanya pengorbanan yang bisa membuktikannya. Ketulusan cinta sejati Ibrahim kepada Allah pun masih diuji dengan perintah supaya mengorbankan anak kesayangannya, Isma’il, sewaktu usianya masih belia (Qs. Ash-Shaffat: 102).

Isma’il adalah anak pertama Ibrahim. Ia memperoleh karunia seorang anak saleh ini dari istri keduanya, Hajar. Perempuan ini merupakan hamba sahaya hadiah dari salah seorang raja Mesir (Amaliq Hexos: Amaliqah Al-Heksus). Darinya, lahir keturunan Ibrahim yang kemudian menetap di lembah Bakkah.

Ketulusan hati Ibrahim mengorbankan Isma’il telah membuktikan kualitas cintanya kepada tuhannya. Cinta kepada Allah di atas segala-galanya. Bahkan, sampai terhadap anak kesayangannya rela dikorbankan. Itu hanya untuk memenuhi tuntutan dari Kekasih Agungnya.

Ya.., cinta memang butuh pengorbanan, seberapa besar cinta seseorang akan terlihat sebesar apa pengorbanannya. Walau harus berkorban menerima takdir dan melepas orang yang dicintai demi kebahagiaan masa depanya. Allah swt adalah pemilik cinta sejati..hanya kepadaNya cinta ini tak pernah padam. I Love YOU ALLAH.

Sumber : Memberi yang terbaik.Com

Renungan di Hari Ulang Tahun

Renungan di Hari Ulang Tahun ...

PERJUANGAN
panjang bangsa Indonesia mengarungi kemerdekaan sudah melewati setengah abab. 64 tahun peringatan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia bukanlah masa yang pendek. Namun masa itu juga belum ada apa-apanya dengan beratnya para pahlawan yang dahulu memeras keringat dan darah selama lebih dari 300 tahun di bawah kangkangan para bangsa kolonial tak beradab.

Ironisnya, ketercapaian alam merdeka di negeri ini hanya berlangsung sesaat. Kegembiraan yang pernah dirasakan oleh para pendahulu kita, ternyata seusia jagung belaka. Tumbuh, berbuah, dan mati seiring roda generasi. Generasi yang yang sesungguhnya semu belaka, dan kehadirannya justru melebihi kekejaman para penjajah Belanda, Inggris, Portugis maupun Jepang yang pernah menginjak-injak martabat anak negeri demi mengusung kekayaan bumi tercinta kita ini.

Apa sebabnya? Karena sekarang penjajah-penjajah itu menjelma di segala kehidupan berbangsa Indonesia. Kekejamannya malah melebihi Dajjal yang diperkirakan nanti menjelang akan hadir pada hari akhir. Kerakusannya mengalahkan Qoruun yang sampai tak mampu membawa kunci-kunci gudang kekayaannya. Caranya pun sangat licik dan tak beradap sama sekali. Karena tampangnya bisa saja sangat mulia, namun kedoknya adalah untuk menutupi untitan korupsi yang dikantonginya melalui celah-celah jabatan dan kesempatan yang dia punya.

Kini, penjajah itu tidak datang dari negeri seberang. Tapi dari dan oleh anak bumi pertiwi sendiri. Mereka menjual aset rakyat yang dia namakan go public. Sahamnya pun diatas namakan anak-istri, teman dan kerabat dekat biar dapat mengelabui penarikan kembali kekayaan yang sejatinya bukan miliknya. Bukan hanya pejabat negeri, tetapi hal itu juga berlaku bagi siapa saja, termasuk para status mulia seperti kiai dan para guru.

Kiai tak lagi peduli terhadap santrinya karena sibuk mengurusi parpol yang dibinanya. Guru dengan alih-alih kurangnya penghasilan memilih untuk mengeskploitasi pendidikan sehingga apa saja yang berkaitan dengan pendidikan menjadi sangat mahal. Belum lagi bisnis sampingan jualan lembar LKS yang setiap bulan dibonusi Magic Jar, Kipas Angin, atau prabot rumah tangga lainnya oleh para penerbit karbitan.

Sungguh komplit sekali penderitaan negeri ini. Keindahan dan kekayaan yang dulu pernah diakui bangsa lain, kini hanya sejarah. Karena rangking negeri ini selalu terjerembab dalam kegagalan-kegagalan di antara kegagalan bangsa lain. Tetes-tetes prestasi pun seakan sirna, karena kecongkakan dan ketamakan yang tak pernah usai. Oleh sebab itu, meski setiap tahun anak-anak negeri membawa pulang pundi-pundi emas keberhasilan, implementasinya kebanyakan NOL.

Kini, 64 tahun negeri ini merdeka, apa kita masih seperti itu. Bila kita semua sadar sebagai generasi bangsa, pasti tak akan rela. Untuk itu, mari kita tengok kembali diri kita sendiri, keluarga dan kerabat serta sahabat terdekat. Peringati mereka agar tidak tersesat langkah. Dirgahayu Republik Indonesia-ku. Jayalah selalu negeriku…!

(arohman)

Setiap manusia mempunyai masa sulit, rasa sedih, uraian air mata, sisi kelam, dan juga latar belakang yang kurang menyenangkan. Cara kita menyikapi segala bentuk masa lalu dan masalah-masalah dalam hidup kita, menentukan akan menjadi seperti apa diri kita dimasa mendatang.

Marilah kita simak cerita-cerita di bawah ini! ... Sehingga kita dapat memahami arti sebuah berjuang dalam belajar ...

LAYANG-LAYANG TERBANG KARENA MENGHANTAM ANGIN

Seorang anak berlari dengan sangat kencang membentang layang-layang, namun sang ayah tersenyum ketika layang-layang tak juga terbentang naik. Sekali waktu layang-layang naik kemudian turun kembali dengan cepat. Setengah putus asa sang anak menghampiri ayahnya dan berkeluh karena laying-layangnya tidak bisa naik sebagaimana yang lainnya. Dengan sabar sang ayah menjelaskan bahwa sebelum menerbangkan layang-layang kita harus mengetahui arah angin, dan layang-layang hanya mampu terbang justru ketika menghantam angin. Sang anakpun paham dan mengerti mengapa selama ini layang-layangnya tidak mampu terbang. Saat itulah sang ayah berkata “Anakku justru engkau akan mampu sukses ketika berani menghadapi masalah,dan engkau akan naik kelas ketika menghadapi ujian sebagaimana layang-layang yang terbang justru ketika mengantam angin dan bukan mengikuti arah angin”.

KEPOMPONG DAN KUPU-KUPU

Seorang anak sedang memperhatikan perjuangan seekor kupu-kupu cilik yang berusaha keluar dari kepompongnya. Ia menunggu berjam-jam dan merasa bahwa sang kupu-kupu kecil kelihatannya tidak mampu untuk mengeluarkan dirinya. Oleh karena merasa kasihan sang anak mengambil gunting untuk membuat lubang yang lebih besar lagi agar sikupu-kupu dapat keluar lebih mudah. Akibat perbuatan si anak memang kupu-kupu itu berhasil keluar dari kepompong dengan mudah tetapi akibatnya otot-otot sayap kupu-kupu tyesebut tidak kuat dan besar sehingga kupu-kupu tersebut tidak dapat terbang. Sang anak mendapatkan pelajaran yang sangat berharga bahwa sang kupu-kupu membutuhkan perjuangan yang keras untuk keluar dari kepompong dengan perjuangan keras akan membentuk otot-ototnya supaya ketika berhasil keluar kupu-kupu tersebut telah siap terbang. Niat baik sang anak malah menjadikan kupu-kupu tersebut cacat. Sering kali yang kita butuhkan dalam hidup ini adalah perjuangan. Jika tuhan merelakan kita untuk memulai hidup ini tanpa tantangan maka hal itu akan membuat kita lemah dan tak berarti sama seperti kupu-kupu tadi yang tidak bisa terbang akibat dibantu keluar dari kepompong oleh sang anak.

Video Pelajaran Berharga dari Seekor Kupu-Kupu


Kesuksesan adalah hak setiap insan. Tuhan sesungguhnya mengharapkan manusia untuk selalu berkarya dan meraih kesuksesan di jalan yang diridhoi-Nya. Namun ada satu pertanyaan yang menggoda,


"Siapkah Anda untuk turun saat (berhasil) tiba di puncak kesuksesan?"


Banyak orang yang mungkin tidak rela bila harus turun tahta dari puncak kesuksesan yang telah mereka raih. Dan, masak iya sih Tuhan tega membawa kita kembali ke "jaman susah" dulu? , dengan honor mingguan cuma Rp. 30.000,- per minggu misalnya . . . . ..


Adalah sebuah kenyataan, sebuah hukum alam bahwa sebuah puncak gunung itu pasti dikelilingi oleh lembah. Ini adalah ketentuan universal yang tidak bisa dilawan. Saat anda tiba di puncak, maka di saat itu pula bersiap-siaplah untuk turun.


Namun ini bukan berarti Tuhan menciptakan ketentuan yang kejam. Tuhan menciptakan "lembah" dengan maksud agar manusia bersiap-siap untuk mendaki puncak berikutnya yang lebih tinggi lagi.


Dalam dunia bisnis, ada istilah product life cycle. Setiap produk mempunyai masa-masa sun rise, masa puncak dan masa sun set. Inovasi menjadi kunci dari terciptanya produk-produk baru.


Di saat ada suatu produk yang sudah tenggelam dan ketinggalan jaman, pastilah akan muncul produk penerusnya yang menyempurnakan pendahulunya. Dan siklus ini akan selalu berulang.

Begitu pula dalam karir seseorang , suatu saat kita mungkin memenjarakan orang , lain waktu mungkin kita yang masuk penjara bersama - sama dengan orang yang kita penjarakan.
Prof. Yohanes Surya telah mengemukakan Teori Mestakung, bahwa di titik balik, di point of no return, seluruh semesta akan mendukung agar kondisi kritis dapat terlewati.


Ini adalah sebuah hukum fisika, bahwa roda nasib memang akan selalu berputar, naik lalu turun, kemudian naik lagi, dan seterusnya. Bahkan Prof. Yohanes menganjurkan, kalau kita ingin sukses, maka ciptakanlah kondisi kritis.


Tuhan pun sesungguhnya sudah sejak awal mengajarkan kepada manusia bahwa "Sesudah kesulitan pasti akan datang kemudahan."


Dalam kitab suci Al Quran ayat ini bahkan diulang sampai 2x berturut-turut. Ini artinya sebuah penegasan dari Tuhan, bahwa untuk meraih kesuksesan, manusia harus bersusah payah terlebih dahulu.


There is no such thing as a free lunch.
Anda ingin sukses?


Siap-siaplah untuk berjuang. Anda ingin "kembali" meraih sukses? Maka siap-siaplah untuk "kembali" berjuang.


Ada dua hal yang menjadi implikasi dari ketentuan universal ini.
Pertama, bagi Anda yang sedang berada di puncak kesuksesan, Anda harus mulai mawas diri. Kenapa? Karena ilmu, kelebihan dan kapasitas Anda yang berhasil melejitkan diri Anda saat ini kemungkinan akan expired dalam beberapa waktu ke depan. Anda dituntut untuk terus belajar dan terus berinovasi.


Kedua, bagi Anda yang sedang dalam periode kegagalan, sadarilah bahwa Tuhan itu Maha Penyayang. Lembah kegagalan diciptakan-Nya sebagai sarana awal pendakian Anda menuju kesuksesan. Mendaki toh harus selalu dari bawah, dan menyalip toh harus selalu dari belakang.
" Tak ada kesuksesan yang abadi, demikian pula, tak ada kegagalan yang abadi ".


Sumber : Djodiismanto

PERSOALAN kejujuran dan sportivitas tampaknya sudah mulai luntur pada diri bangsa ini. Meskipun bukan jaminan mutlak dan mampu mewakili subtansi sportivitas yang dimaksud, akan tetapi fakta buruk perihal kecurangan yang dilakukan onum dunia pendidikan kita dalam pelaksanaan ujian akhir nasional (Unas) telah membuka mata kusut kita semua.

Profesi dan visi guru yang begitu mulia, ternyata mudah sekali luntur oleh pengaruh kekhawatiran ketidaklulusan peserta didik. Padahal, kita semua tahu bahwa tujuan pendidikan adalah membangun mental serta kemampuan manusia yang brilian. Namun bila dalam prosesnya terjadi keculasan, tentu hasilnya kelak tidak sesuai harapan. Ironisnya lagi, bila hal tersebut menjadi ’tradisi’ sehingga akan merusak nilai-nilai luhur pendidikan mulai akar hingga ujuang buahnya.

Fenomena dan aroma kurang sedap tentang kecurangan, korupsi, maupun kejahatan terstruktur di negeri ini sudah tak lagi bisa disembunyikan. Oleh sebab itu, perlu segera dicarikan solusi yang tepat sebagai serum pengobat ini semua. Rana pendidikan yang semula selalu agung di bawah tangan-tangan kejujuran, kini pun telah ternoda. Guru yang identik dengan keluhuran penuh keikhlasan, sekarang terbawa arus dengan berani memalsu demi tujuan lolos sertifikasi portofolio.

Alhasil, sudah sedimikian parahnya penyakit negeri ini hingga vaksin yang semula diharapkan terperlihara di tangan para guru, akhirnya goyah dan terhanyut pula dalam arus yang sama. Namun tak pernah ada kata terlambat. Bahkan masih banyak kesempatan bagi kita yang berdiri di jalur pendidikan untuk memperbaiki diri. Caranya bagaimana? Kita kembali kepada keluhuran, kejujuran, dan niat yang mengendepankan etika dan moral di atas segalanya.

Itulah sejatinya obat yang selama ini kita nantikan, tapi masih saja kita cari alasan untuk mengulangi kesalahan serupa. Lantas, sampai kapan bangsa ini bisa bangkit dari keterpurukan, bila pelitanya (baca: guru) mengenyampingkan itu semua. Mari kita mulai selangkah lebih baik dari yang telah mampu kita perbuat sebelumnya. (edukasi)

Sumber : tabloid edukasi 03

Pengendalian Mutu Pendidikan

“PENGENDALIAN MUTU PENDIDIKAN BERDASARKAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN”
( KONSEP, PRINSIP, DAN INSTRUMEN)

A.KONSEP DAN PENERAPAN PROGRAM MUTU DALAM PENDIDIKAN
Dewasa ini dunia ditandai oleh perubahan – perubahan yang sangat cepat dan bersifat global. Hal ini disebabkan oleh perkembangan ilmu dan tekhnologi yang sangat cepat, terutama dalam bidang komunikasi dan elektronika. Perkembangan dalam bidang ini telah mengakibatkan revolusi informasi, hampir mengenai semua bidang kehidupan dari semua tempat. Perubahan ini memberikan tuntutan, tantangan bahkan ancaman – ancaman baru. Pada abad sekarang ini manusia – manusia dituntut berusaha tahu banyak (“knowing much”) berbuat banyak (“doing much”), mencapai keunggulan (“being excellence”) menjalin hubungan dan kerja sama dengan orang lain (“being sociable”) serta berusaha memegang teguh nilai – nilai moral (“being morally”). Manusia “unggul, bermoral dan bekerja keras” inilah yang menjadi tuntutan dari masyarakat global. Manusia – manusia seperti ini yang akan mampu dan berkompeten.
Dasar – dasar pengembangan manusia “unggul, bermoral dan bekerja keras” diberikan di sekolah. SLTP/MTs memberikan dasar – dasar pengembangan kecakapan akademis dan kecakapan hidup yang bersifat umum. Kecakapan yang dipelajari tidak sekedar tahu atau kenal, tapi mereka harus paham, cakap, mampu serta mahir menggunakannya, hal itu harus diikuti dengan motivasi, kemauan, semangat dan tekad menyatakannya.
Mutu pendidikan atau mutu sekolah tertuju pada mutu lulusan. Merupakan suatu yang mustahil, pendidikan atau sekolah menghasilkan lulusan yang bermutu, jika tidak melalui proses yang bermutu pula, merupakan suatu yang mustahil pula terjadi proses pendidikan yang bermutu jika tidak didukung oleh faktor – faktor yang menunjang proses pendidikan yang bermutu pula, proses pendidikan yang bermutu harus didukung oleh personalia seperti administrator, guru, konselor, dan tata usaha yang bermutu dan professional. Hal tersebut didukung pula oleh sarana dan prasarana pendidikan, fasilitas media, serta sumber belajar yang memadai, baik mutu dan jumlahnya, dan biaya yang mencukupi, manajemen yang tepat, serta lingkungan yang mendukung.
Mutu pendidikan bersifat menyeluruh menyangkut semua komponen, pelaksana dan kegiatan pendidikan, atau disebut sebagai mutu total (Total Quality).

B. PENGERTIAN MANAJEMEN MUTU TERPADU
Istilah utama yang terkait dengan kajian Total Quality Management (TQM) ialah continous improvement (perbaikan terus-menerus) dan Quality improvement ( Perbaikan Mutu ). Sebagai upaya untuk mengelola perubahan dalam organisasi, ada beberapa slogan yang diungkapkan, yaitu “manajemen mutu terpadu”, “kepuasan pelanggan terpadu,” “kegagalan nol,” ”proses pengendalian statistik,” ”diagram Ishikawa,” dan “tim perbaikan mutu”. Semua slogan di atas menghadirkan filsafat mutu, program, dan teknik berbeda yang digunakan oleh berbagai organisasi bisnis, industri dan jasa dalam upaya pengembangan mutu. Oleh karena itu, manajemen mutu terpadu merupakan salah satu strategi manajemen untuk menjawab tantangan external suatu organisasi guna memenuhi kepuasan pelanggan.
Para Ahli manajemen telah banyak mengemukakan pengertian TQM. Di sini dikemukakan beberapa saja sebagai kerangka kajian selanjutnya. Menurut Edward Sallis (1993:13) bahwa “Total Quality Management is a philosophy and a methodology which assist institutions to manage change and set their own agendas for dealing with the plethora of new external pressures.” Pendapat di atas menekankan pengertian bahwa manajemen mutu terpadu merupakan suatu filsafat dan metodologi yang membantu berbagai institusi, terutama industri dalam mengelola perubahan dan menyusun agenda masing-masing untuk menanggapi tekanan-tekanan faktor eksternal.
Patricia Kovel-Jarboe (1993) mengutip Caffee dan Sherr menyatakan bahwa manajemen mutu terpadu adalah suatu filosofi komprehensif tentang kehidupan dan kegiatan organisasi yang menekankan perbaikan berkelanjutan sebagai tujuan fundamental untuk meningkatkan mutu, produktivitas, dan mengurangi pembiayaan. Adapun istilah yang bersamaan maknanya dengan TQM adalah continous quality improvement (CQI) atau perbaikan mutu berkelanjutan.
TQM memfokuskan proses atau system pencapaian tujuan organisasi. Dengan dimulai dari proses perbaikan mutu, maka TQM diharapkan dapat mengurangi peluang membuat kesalahan dalam menghasilkan produk, karena produk yang baik adalah harapan para pelanggan. Jadi, rancangan produk diproses sesuai dengan prosedur dan teknik untuk mencapai harapan pelanggan. Penggunaan metode ilmiah dalam menganalisis data diperlukan sekali untuk menyelesaikan masalah dalam peningkatan mutu. Partisipasi semua pegawai digerakkan agar mereka memiliki motivasi dan kinerja yang tinggi dalam mencapai tujuan kepuasan pelanggan.

C. SISTEM INFORMASI
Sistem informasi adalah aplikasi komputer untuk mendukung operasi dari suatu organisasi: operasi, instalasi, dan perawatan komputer, perangkat lunak, dan data. Sistem Informasi Manajemen adalah kunci dari bidang yang menekankan finansial dan personal manajemen. Sistem Informasi Penjualan adalah suatu sistem informasi yang mengorganisasikan serangkaian prosedur dan metode yang dirancang untuk menghasilkan, menganalisa, menyebarkan dan memperoleh informasi guna mendukung pengambilan keputusan mengenai penjualan.

D. DASAR – DASAR PROGRAM MUTU PENDIDIKAN
Untuk melaksanakan program mutu diperlukan beberapa dasar yang kuat, yaitu sebagai berikut :
a.komitmen pada perubahan
b.pemahaman yang jelas tentang kondisi yang ada
c.mempunyai visi yang jelas terhadap masa depan
d.mempunyai rencana yang jelas

E. PRINSIP – PRINSIP PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
Beberapa prinsip yang perlu dipegang dalam menerapkan program mutu pendidikan diantaranya sebagai berikut
a.Peningkatan mutu pendidikan menuntut kepemimpinan profesional. Manajemen mutu pendidikan merupakan alat yang dapat digunakan oleh para profesional pendidikan dalam memperbaiki sistem pendidikan bangsa kita.
b.Kesulitan yang dihadapi para profesional pendidikan adalah ketidakmampuan mereka dalam menghadapi ”kegagalan sistem” yang mencegah mereka dari pengembangan atau penerapan cara atau proses baru untuk memperbaiki mutu pendidikan yang ada.
c.Peningkatan mutu pendidikan harus melakukan loncatan – loncatan norma. Norma dan kepercayaan lama harus diubah. Sekolah harus belajar bekerjasama dengan sumber – sumber yang terbatas para profesional pendidikan harus membantu para siswa dalam mengembangkan kemampuan – kemampuan yang dibutuhkan guna bersaing dengan dunia global.
d.Mutu pendidikan dapat diperbaiki jika administrator, guru, staf, pengawas, dan pimpinan kantor Diknas mengembangkan sikap yang terpusat pada kepemimpinan, team work, kerjasama, akuntabilitas, dan rekognisi. Uang tidak menjadi penentu dalam peningkatan pendidikan.
e.Kunci uatama peningkatan mutu pendidikan adalah komitmen pada perubahan. Jika semua guru dan staf pendidikan telah memiliki komitmen pada perubahan, pimpinan dapat dengan mudah mendorong mereka menemukan cara baru untuk memperbaiki efisiensi, produktifitas dan kualitas layanan pendidikan. Guru akan menggunakan pendekatan yang baru atau model – model mengajar, membimbing dan melatih dalam membantu perkembangan siswa. Demikian juga staf administrasi menggunakan proses baru dalam menyusun biaya, menyelesaikan masalah, dan mengembangkan program baru.
f.Banyak profesional di bidang pendidikan yang kurang memiliki pengetahuan dan keahlian dalam dalam menyiapkan para siswa memasuki pasar siswa yang bersifat global. Ketakutan terhadap perubahan akan mengakibatkan ketidaktahuan bagaimana mengatasi tuntutan – tuntutan baru.
g.Program peningkatan mutu dalam bidang komersial tidak dapat dipakai secara langsung dalam pendidikan,tetapi membutuhkan penyesuaian – penyesuaian dan penyempurnaan. Budaya, lingkungan, dan proses kerja tiap organisasi berbeda. Para profesional pendidikan harus dibekali oleh program yang khusus dirancang untuk menunjang pendididkan.
h.Salah satu komponen kunci dalam program mutu adalah sistem pengukuran yang memungkinkan para profesional pendidikan dapat memperlihatkan mendokumentasikan nilai tambah dari pelaksanaan program peningkatan mutu pendidikan, baik terhadap siswa, orang tua maupun masyarakat.
i.Manajeman pendidikan harus menjauhkan diri dari kebiasaan menggunakan ”program singkat”, peningkatan mutu dapat dicapai melalui perubahan yang berkelanjutan tidak dengan program – program singkat.

F. SEKOLAH DENGAN MANAJEMEN MUTU TOTAL (MMT)
Manajemen mutu total (MMT) merupakan suatu metodologi yang membantu para profesional pendidikan mengatasi lingkungan yang terus berubah. Dapat digunakan sebagai alat untuk membentuk ikatan antara sekolah, dunia bisnis, dan pemerintah yang memungkinkan para profesional disekolah atau di daerah dilengkapi dengan sumber – sumber yang dibutuhkan dalam pengembangan program mutu.
Manajemen mutu total (MMT) merupakan aspek utama dari manajemen total. Metodologi yang mempermudah mengelola perubahan, membentuk fokus perubahan, membentuk infrastruktur yang lebih fleksibel, cara merespon pada tuntutan perubahan masyarakat, serta membantu pendidikan dalam mengatasi hambatan – hambatan biaya dan waktu.
Perubahan terhadap MMT dimulai dengan mengadopsi pembagian tugas tentang pelaksanaan mutu pada tingkat majelis sekolah,administrator,guru,staf administrasi,siswa orang tua dan masyarakat. Kegiatan diawali dengan merumuskan visi dan misi sekolah dan seksi – seksi pendidikan sekolah.
Visi MMT dipusatkan pada menemukan kebutuhan para penggunaan lulusan (customer), persiapan melibatkan masyarakat secara menyeluruh dalam program peningkatan mutu, mengembangkan sistem untuk mengukur nilai tambah dari pendidikan, sistem dukungan yang memungkinkan guru, staf administrasi dan siswa dalam mengelola perubahan, dan melakukan penyempurnaan yang berkelanjutan dengan tujuan agar produk sekolah menuju arah yang lebih baik.

G. PRINSIP – PRINSIP SEKOLAH DENGAN MMT
Sekolah yang menerapkan manajemen mutu total, sekolah tersebut melaksanakan program mutu pendidikan dengan berpegang pada prinsip – prinsip sebagai berikut.
a.Berfokus pada kustomer
Setiap orang di sekolah harus memahami bahwa setiap produk pendidikan mempunyai pengguna (customer). Setiap anggota dari sekolah adalah pemasok (supplier) dan pengguna (customer). Pengguna pertama dari sekolah adalah keluarga atau disebut (big customer) dan siswa (little customer). Keluarga atau orang tua juga merupakan pemasok. Ada dua macam pengguna (customer) yaitu pengguna internal, seperti orang tua, siswa guru, administrator, staf dan majelis sekolah. Pengguna eksternal, seperti masyarakat, pimpinan perusahaan-industri, lembaga pemerintah lembaga swasta, perguruan tinggi, dan lembaga keamanan.
b.Keterlibatan menyeluruh.
Semua orang harus terlibat dalam transformasi mutu. Manajemen harus komitmen dan terfokus pada peningkatan mutu. Dimulai dengan mengadopsi paradigma pendidikan baru.
c.Pengukuran
Pandangan lama mutu pendidikan atau lulusan diukur dari skor prestasi belajar. Dalam pendekatan baru, para profesional pendidikan harus belajar mengukur mutu pendidikan dari kemampuan dan kinerja lulusan berdasarkan tuntutan pengguna. Para profesional pendidikan harus belajar menguasai teknik – teknik pengumpulan dan analisis data, bukan saja data kemampuan lulusan, melainkan semua data yang terkait dengan kegiatan dan penunjang pelaksanaan pendidikan. Melalui pengumpulan dan analisis data, para profesional pendidikan akan mengetahui nilai tambah dari pendidikan, kelemahan dan hambatan yang dihadapi, serta upaya penyempurnaannya.
d.Pendidikan sebagai sistem
Pendidikan sebagai sistem memiliki sejumlah komponen, seperti siswa, guru, kurikulum, sarana-prasarana, media, sumber belajar, orang tua, dan lingkungan. Diantara komponen – komponen tersebut terjalin hubungan yang berkesinambungan dan keterpaduan dalam pelaksanaan sistem.
Perbaikan yang berkelanjutan. Dalam filsafat lama dianut prinsip,”jika sudah rusak baru diperbaiki”, sedangkan dalam filsafat mutu menganut prinsip, bahwa tiap proses perlu diperbaiki dan tidak ada proses yang sempurna perlu selalu diperbaiki dan disempurnakan...........................

Pribadi Guru

“Pribadi Guru Menurut Ki Hajar Dewantoro”
1. Ing Ngarso Sung Tulodho
Kunci sukses pendidikan yang pertama dan utama adalah Akhlak, guru harus bisa menjadi teladan dalam berakhlaq. Kepercayaan anak didik terhadap guru kebanyakan lebih besar dibanding kepada orangtuanya, karena guru dianggap tahu segala-galanya. Untuk itu segala tingkah laku, sopan santun guru akan menjadi panutan muridnya.
2. Ing Madyo Mangun Karso
Kunci sukses kedua adalah Minat dan Semangat Belajar. Guru harus bisa menjadi penggali minat dan motivasi belajar siswa sehingga setiap siswa mampu berpikir kritis dan belajar mandiri. Dengan kata lain CBSA. Guru tidak perlu banyak mengoceh tak karuan, justru perlu lebih banyak memberi ilustrasi tentang beragam bintang prestasi di langit yang perlu setiap siswa gapai. Beri siswa motivasi yang membangkitkan selera untuk menggapai ilmu tersebut. Keberhasilan tertinggi guru adalah jika mampu mengubah siswa yang mogok belajar menjadi siswa lebih pandai dari dirinya, bukan nanti, tapi pada saat ini. Bisa ...? tentu saja, saat ini siswa dalam kondisi “golden-age”. Sumber belajar, kesempatan untuk mendapat ilmu dan menambah wawasan mereka lebih luas. Jadi tunggu apa lagi ...
3. Tut Wuri Handayani
Kunci sukses ketiga adalah Pengasuhan dan Pengayoman, guru pengganti orang tua di sekolah yang menerapkan Asah, Asih, Asuh. Dalam arti mendidik...

nyalse

“Berani Jadi Diri Sendiri”

Konon, yang namanya rumput tetangga pasti lebih hijau dibandingkan dengan rumput di halaman sendiri. Pernah dengar pepatah ini kan? Itu artinya manusia selalu membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Tapi, masa iya sih? Coba deh kita renungi, pasti kita pernah berpikir kok kita kurang cantik, gendut, terlalu kurus, kurang gaul, ngga keren atau ngga sehebat teman-teman kita disekolah atau di kampus. Karena selalu membandingkan diri dengan orang lain akibatnya kita, jadi ngga PD, self esteem kita makin menurun, dan yang lebih mengerikan kita jadi dihinggapi penyakit hati alias iri hati kronis. wah...wah...

Daripada kita terus-terusan mengeluh dan meremehkan diri sendiri, lebih baik kita bertindak dari sekarang. Menjadi diri sendiri artinya menerima diri apa adanya, menerima kondisi (fisik) kita, dan banyak hal lain yang emang udah dari sononya begitu dan jangan lupa mengembangkan diri lebih maksimal. Trus gimana dong caranya? Intip deh kiat jitu berikut ini :

Pelajari apa kelebihan dan kekurangan kita

Setiap manusia dilahirkan tidak ada yang sempurna, tentu punya kelebihan dan kekurangan. so buat kamu yg merasa punya kelebihan dalam bidang apapun terus kembangkan diri sehingga kelak nantinya bisa berprestasi. Kita bisa belajar lewat buku dan film lho! Trus kita bikin poin plus minus soal kemampuan dan keterbatasan yang kita miliki.

Curhat sama orang yang kamu percayai
Kalau kamu lagi punya masalah jangan disimpen sendiri, ntar kamu merasa kamu yg paling "menderita" di dunia. Ujung-ujungnya kamu merasa terisolasi. Mending cerita ke teman atau orang yang kamu percayai deh, biar plong...

Kembangkan diri

Mulai dengan memperbaiki penampilan, menekuni hal baru atau latihan tampil di depan umum biar ngga grogi.

Berani tidak membandingkan

Kalau kamu bisa dan berani untuk ngga kasih penilaian negatif sama orang lain, terhadap diri sendiri seharusnya juga begitu.

Ubah kelakuan buruk kita

Kalau ingin merasa oke, lakukan hal yang baik. Mulailah untuk melakukan hal yang baik dalam kehidupan kita. Contohnya jika selama ini kita sering menunda-nunda, cobalah dengan hal-hal kecil, seperti mengerjakan tugas jangan pakai ditunda, beresin kamar juga ngga pakai ditunda. Kalau merasa tulalit di kelas, mulailah dengan banyak membaca.
Tentukan tujuan hidup

Jika kamu selalu sibuk dengan masalah sekarang, bisa lupa deh misi hidup ke depan. Dengan punya tujuan hidup, kita jadi lebih bergairah dan semangat. Yakinlah bahwa kita semua dilahirkan dengan bakat, ketrampilan dan minat tertentu. Kalau hal itu ngga digali, kita bisa frustasi dan gelisah, karena merasa ngga punya kecakapan dalam berbagai hal.

Bersahabat dengan diri sendiri

Kalau kamu bisa memaafkan orang lain, kenapa dengan diri sendiri ngga? Bikin daftar hal-hal yang kita syukuri dari hidup kita.

Manjakan diri kita

Misalnya jalan-jalan sendirian, menulis puisi, menulis diary, pokoknya bikin suasana hati kamu jadi nyaman dan semangat.

Saat kita sudah melakukan hal ini, lihatlah bagaimana orang lain (juga kita sendiri) melihat diri secara lebih baik. Kenapa ngga dicoba? Menjadi (yang terbaik dari) diri sendiri, why not?

pendidikan

“Guru Masa Depan”

From Secret Admier

Kawan ... pernahkah menyadari apa yang terjadi saat ini. Bangsa kita, masyarakat kita, sangat membutuhkan para guru-guru yang mampu mengangkat citra pendidikan kita yang terkesan sudah carut marut, seperti benang kusut. Sehingga bagaimana harus dimulai, kapan dan siapa yang memulainya, dan dari mana harus dimulai...
Kalaulah kita masing-masing menyadari, memiliki rasa keperdulian, berbagi rasa, dan mau berteposeliro, maka pendidikan kita seperti disebutkan di atas, tak akan terjadi. Oleh sebab itu kita harus memiliki satu persepsi, satu langkah, dan satu tujuan bagaimana kita berusaha mengangkat “mutiara berlumpur” tersebut, menjadi pendidikan bermutu, dan tentunya diharapkan mampu untuk mengangkat peringkat dan citra pendidikan di Indonesia.
Satu hal yang akan menjadi titik perhatian kita adalah “bagaimana merancang guru masa depan”. Guru masa depan adalah guru yang memiliki kemampuan, ketrampilan, menciptakan hasil pembelajaran secara optimal, memiliki kepekaan di dalam membaca tanda-tanda zaman, serta memiliki wawasan intelektual dan berpikiran maju, tidak pernah merasa puas dengan ilmu yang ada padanya.
Bagaimana sebenarnya guru masa depan seperti yang diidamkan oleh banyak pihak, diantaranya adalah:
1.Planner, artinya guru memiliki program kerja pribadi yang jelas, program kerja tersebut tidak hanya berupa program rutin, misalnya menyiapkan seperangkat dokumen pembelajaran seperti Program Semester, Satuan Pelajaran, LKS, dan sebagainya. Akan tetapi guru harus merencanakan bagaimana setiap pembelajaran yang dilakukan berhasil maksimal, dan tentunya apa dan bagaimana rencana yang dilakukan, dan sudah terprogram secara baik;
2.Inovator, artinya memiliki kemauan untuk melakukan pembaharuan dan pembaharuan dimaksud berkenaan dengan pola pembelajaran, termasuk di dalamnya metode mengajar, media pembelajaran, system dan alat evaluasi, serta nurturant effect lainnya. Secara individu maupun bersama-sama, mampu untuk merubah pola lama, yang selama ini tidak memberikan hasil maksimal, dengan merubah kepada pola baru pembelajaran, maka akan berdampak kepada hasil yang lebih maksimal;
3.Motivator, artinya guru masa depan mampu memiliki motivasi untuk terus belajar dan belajar, dan tentunya juga akan memberikan motivasi kepada anak didik untuk belajar dan terus belajar sebagaimana dicontohkan oleh gurunya;
4.Capable personal, maksudnya guru diharapkan memiliki pengetahuan, kecakapan dan ketrampilan serta sikap yang lebih mantap dan memadai sehingga mampu mengolah proses pembelajaran secara efektif;
5.Developer, artinya guru mau untuk terus mengembangkan diri, dan tentunya mau pula menularkan kemampuan dan keterampilan kepada anak didiknya dan untuk semua orang. Guru masa depan haus akan menimba ketrampilan, dan bersikap peka terhadap perkembangan IPTEKS, misalnya mampu dan terampil mendayagunakan computer, internet, dan berbagai model pembelajaran multi media.
Jadi, guru masa depan adalah guru bertindak sebagai fasilitator; pelindung; pembimbing dan punya figur yang baik; termotivasi menyediakan pengalaman belajar bermakna untuk mengalami perubahan belajar berdasarkan keterampilan yang dimiliki siswa dengan berfokus menjadikan kelas yang konduktif secara intelektual fisik dan sosial untuk belajar; menguasai materi, kelas, dan teknologi; pendekatan humanis terhadap siswa; menguasai komputer, bahasa, dan psikologi mengajar untuk diterapkan di kelas secara proporsional. Diberlakukan skema rewards dan penegakan disiplin yang humanis terhadap guru dan karyawan.
Guru masa depan juga memiliki kemampuan untuk mengembangkan kemampuan para siswanya melalui pemahaman, keaktifan, pembelajaran sesuai kemajuan zaman dengan mengembangkan keterampilan hidup agar siswa memiliki sikap kemandirian, perilaku adaptif, koperatif, kompetitif dalam menghadapi tantangan, tuntutan kehidupan sehari-hari. Secara efektif menunjukkan motivasi, percaya diri serta mampu mandiri dan dapat bekerja sama. Selain itu guru masa depan juga dapat menumbuhkembangkan sikap, disiplin, bertanggung jawab, memiliki etika moral, dan memiliki sikap kepedulian yang tinggi, dan memupuk kemampuan otodidak anak didik, memberikan reward ataupun apresiasi terhadap siswa agar mereka bangga akan sekolahnya dan terdidik juga untuk mau menghargai orang lain baik pendapat maupun prestasinya. Kerendahan hati juga perlu dipupuk agar tidak terlalu overmotivated sehingga menjadi congkak. Diberikan pelatihan berpikir kritis dan strategi belajar dengan manajemen waktu yang sesuai serta pelatihan cara mengendalikan emosi agar IQ, EQ dan ke dewasaan sosial siswa ber imbang.
Selain itu, guru masa depan juga harus memiliki keterampilan dasar pembelajaran, kualifikasi keilmuannya juga optimal, performance di dalam kelas maupun luar kelas tidak diragukan. Tentunya sebagai guru masa depan bangga dengan profesinya, dan akan tetap setia menjunjung tinggi kode etik profesinya.
Oleh sebab itu, untuk menjadi guru masa depan diperlukan kualifikasi khusus, dan barangkali tidak akan terlepas dari relung hati dan sanubarinya, bahwa mereka memilih profesi guru sebagai pilihan utama dan pertama. Semoga...

By Mathematic teacher

Pengertian Kemandirian Belajar
Salah satu konsep kunci dari teori belajar konstruktivis adalah menganut visi atau wawasan siswa ideal sebagai seorang pebelajar yang memiliki kemampuan dan kemandirian belajar (self-regulated learning). Kemandirian belajar adalah seseorang yang memiliki pengetahuan tentang strategi belajar efektif dan bagaimana serta kapan menggunakan pengetahuan itu. mempunyai kemandirian belajar berarti memiliki kemampuan untuk mengatur motivasi dirinya, tidak saja motivator eksternal tetapi juga motivator internal serta mereka mampu tetap menekuni tugas jangka panjang sampai tugas itu diselesaikan.

Kemandirian belajar mengacu pada cara spesifik pebelajar dalam mengontrol belajarnya. belajar itu sebagian besar dari pengaruh membangun pikiran sendiri, perasaan, strategi, dan perilaku pebelajar yang diorientasikan ke arah pencapaian tujuan belajar. Ada tiga tahap utama siklus kemandirian belajar, yaitu perencanaan belajar seseorang, monitoring kemajuan saat menerapkan rencana, dan mengevaluasi hasil dari rencana yang telah selesai diterapkan. Diagram berikut menunjukkan ketiga tahap siklus kemandirian belajar, bersama dengan refleksinya dapat digambarkan seperti berikut.

Tahap Perencanaan, pada tahap ini menetapkan langkah-langkah untuk belajar, yaitu
(1) Menganalisis tugas belajar,
(2) Menentukan tujuan belajar, dan
(3) Merencanakan strategi belajar.

Tahap Monitoring, pada tahap ini menerapkan rencana dengan terus-menerus dimonitor untuk meyakinkan mengarah ke tujuan belajar.

Tahap evaluasi, pada tahap ini menentukan seberapa baik strategi belajar yang dipilih dan bagaimana pencapaian tujuan belajar tersebut.

Sedangkan Refleksi, menyediakan hubungan-hubungan antara ketiga tahapan dalam memahami pelajaran (metakognitif pengetahuan). Sejalan dengan pendapat tersebut,

Rochester Institute of Technology mengidentifikasi beberapa karakteristik kemandirian belajar, yaitu memilih tujuan belajar, memandang kesulitan sebagai tantangan, memilih dan menggunakan sumber yang tersedia, bekerjasama dengan individu lain, membangun makna, memahami pencapaian keberhasilan tidak cukup hanya dengan usaha dan kemampuan saja namun harus disertai dengan kontrol diri.

Hargis (dalam Euis,2007)) mendefinisikan kemandirian belajar sebagai upaya memperdalam dan memanipulasi jaringan asosiatif dalam suatu bidang tertentu. Lebih lanjut Hargis menyatakan bahwa kemandirian belajar merupakan proses perancangan dan pemantauan diri yang seksama terhadap proses kognitif dan afektif dalam menyelesaikan tugas akademik. Dalam hal ini, kemandirian belajar itu sendiri bukan merupakan kemampuan mental atau keterampilan akademik tertentu seperti kefasihan membaca, namun merupakan proses pengarahan diri dalam mentransformasi kemampuan mental ke dalam keterampilan akademik tertentu. Sejalan dengan hal tersebut, kemandirian belajar menurut Wolters, Pintrich, dan Karabenick (2003) adalah suatu proses aktif siswa dalam mengkonstruksi dan menetapkan tujuan belajarnya dan kemudian mencoba untuk memonitor, mengatur, dan mengontrol kognisi; motivasi; dan perilakunya berdasarkan tujuan belajar yang telah ditetapkan dalam konteks lingkungannya.

Perancangan dan pemantauan diri terhadap proses kognisi merupakan aktivitas kognisi individu untuk menyesuaikan dan mengubah kognisi berdasarkan informasi-informasi yang mengarah ke tujuan. Sebagai contoh, jika seorang siswa sedang belajar dengan tujuan dapat membuktikan sesuatu siswa tersebut harus merancang dan memantau proses kognisinya berdasarkan informasi–informasi yang diketahui (seperti premis, definisi, teorema yang telah dibuktikan, dan lain-lain) agar sukses dalam pembuktikan kebenaran suatu. Proses menghubungkan informasi-informasi yang diperlukan dalam pembuktian tersebut merupakan strategi kognisi.
Strategi kognisi ada tiga jenis, yaitu latihan (reheasal), pengembangan (elaboration), dan organisasi (organization). Strategi latihan meliputi usaha untuk menghafal material dengan cara mengulanginya. Strategi pengembangan mencoba untuk menghubungkan material yang satu dengan yang lainnya, meletakkan material ke dalam kata-kata sendiri. Strategi organisasi melibatkan penggunaan berbagai teknik seperti catatan kaki, menggambar, atau mengembangkan peta konsep untuk mengorganisir material.

Motivasi secara konsisten dipandang sebagai faktor penentu belajar dan prestasi siswa. Di sisi lain, bila siswa tidak mempunyai motivasi akan menimbulkan masalah bagi siswa. Belajar adalah suatu proses usaha untuk memperoleh kemampuan akademik yang penuh dengan hambatan-hambatan. Hambatan tersebut, dapat berbentuk kurangnya motivasi berprestasi siswa. Misalnya, siswa dibebankan dengan tugas yang banyak dalam belajar akan membosankan, apalagi kalau ditambah dengan tugas pekerjaan rumah dan tugas membaca materi di rumah. Untuk menghindari hambatan ini, membutuhkan kemampuan siswa untuk merancang dan memantau motivasi berprestasinya, yang dipandang sebagai suatu aspek penting dalam kemandirian belajar.

Pemantauan motivasi berprestasi sebagai aktivitas individu dimulai dari melakukan tindakan berinisiatif, melaksanakan, dan menyelesaikan aktivitas pembelajaran. Pemantauan ini dilakukan secara bebas tanpa ada campur tangan dari orang lain. Pengaturan motivasi berprestasi meliputi tindakan mempengaruhi alternatif pilihan, usaha, atau ketekunan terhadap tugas-tugas akademik. Walaupun berhubungan erat kaitannya, pemantauan motivasi berprestasi secara konseptual beda dengan motivasi berprestasi itu sendiri. Pemantauan motivasi berprestasi berhubungan dengan tindakan atau pikiran individu yang secara sadar dan sengaja dilakukan untuk mempengaruhi motivasi berprestasi mereka terhadap aktivitas pembelajaran.

Pemantauan tingkah laku adalah suatu aspek kemandirian yang melibatkan usaha individu untuk merancang dan memantau perilaku belajar mereka. Strategi pemantauan tingkah laku terkait dengan kesehatan perilaku belajar, hubungan sosial dengan orang yang lain, dan pengaturan waktu dan lingkungan belajar.

Lowry (dalam Euis,2007)) merangkum sejumlah saran dari beberapa penulis tentang memfasilitasi berkembangnya kemandirian belajar pada siswa, yaitu:
1.Membantu siswa mengidentifikasi titik awal untuk belajar dan mengembangkan bentuk ujian dan laporan yang relevan.
2.Mendorong siswa untuk memandang pengetahuan dan kebenaran secara kontekstual, memandang nilai kerangka kerja sebagai konstruk sosial, dan memahami bahwa mereka dapat bekerja secara perorangan atau dalam kelompok.
3.Menciptakan suasana kemitraan dengan siswa melalui negosiasi tujuan, strategi, dan kriteria evaluasi.
4.Jadilah seorang manajer belajar daripada sebagai penyampai informasi.
5.Membantu siswa menyusun kebutuhannya untuk merumuskan tujuan belajarnya.
6.Mendorong siswa menyusun tujuan yang dapat dicapai melalui berbagai cara dan menawarkan beberapa contoh performan yang berhasil.
7.Menyiapkan contoh-contoh pekerjaan yang sudah berhasil.
8.Meyakinkan siswa agar menyadari tujuan, strategi, sumber, dan kriteria evaluasi belajar yang telah ditetapkan.
9.Melatih siswa berinkuiri, mengambil keputusan, mengembangkan dan mengevaluasi diri.
10.Bertindak sebagai pembimbing dalam mencari sumber-sumber belajar.
11.Membantu menyesuaikan sumber belajar dengan kebutuhan siswa.
12.Membantu siswa mengembangkan sikap dan perasaan positif.
13.Memahami tipe personality dan jenis belajar siswa.
14.Menggunakan teknik pengalaman lapangan dan pemecahan masalah sebagai dasar pengalaman belajar orang dewasa.
15.Mengembangkan pedoman belajar yang berkualitas tinggi termasuk kiat belajar terprogram.

Karakteristik Kemandirian Belajar Matematika,
yaitu :
(1)Inisiatif belajar,
(2)Mendiagnosa kebutuhan belajar,
(3)Menetapkan tujuan belajar,
(4)Memonitor, mengatur, dan mengontrol belajar,
(5)Memandang kesulitan sebagai tantangan,
(6)Memanfaatkan dan mencari sumber yang relevan,
(7)Memilih dan menerapkan strategi belajar yang tepat, dan
(8)Konsep diri.
Sumber : Euis Eti Rohaeti (Tesis)